Ada dua teknik pemasangan kabel yang biasa diterapkan di sebuah  rumah, yaitu inbow dan outbow. Keduanya sama-sama menempel di dinding  rumah. Untuk teknik inbow, unit perlengkapan listrik (stopkontak, kabel  dan saklar) ditanamkan ke dalam dinding sehingga terlihat menyatu dengan  dinding. Sedangkan teknik outbow, unit perlengkapan listrik diletakkan  pada permukaan dinding, seolah-olah menempel dan terlihat menonjol pada  permukaan dinding.
Dari sudut pandang keindahan, teknik inbow terasa pantas untuk  diterapkan. Teknik ini cenderung permanen (tetap) karena untuk  memasangnya perlu ditanamkan ke dalam dinding. Berbeda dengan teknik  outbow yang terlihat menonjol pada permukaan dinding, terkesan sedikit  “berantakan”. Namun, teknik outbow lebih mudah dan murah dalam  penerapannya.
Ada beberapa hal yang mendasari perlunya titik stopkontak / saklar  lampu berada pada posisi menempel di dinding. Faktor keamanan dan  kenyamanan adalah alasan terpenting untuk menjadikannya seperti itu.  Selain tidak menghalangi / mengganggu penghuni rumah saat selama  beraktivitas, letak stopkontak / saklar (biasanya) berada pada area yang  memiliki tinggi sama dengan area sekitar bahu manusia. Posisi tersebut,  selain memiliki kemudahan untuk di-akses, juga relatif terhindar dari  gangguan (benturan / senggolan) gerakan anggota tubuh (tangan / kaki).
Kondisi posisi seperti itu akan berefek sama dengan kabel yang  tersambung pada unit stopkontak / saklar. Sehingga, guna memenuhi  kebutuhan pembuatan jalur kabel baru maupun penambahan / memodifikasi  jalur kabel yang telah ada, teknik outbow cenderung aman diterapkan.  Selain mudah untuk dikerjakan sendiri dengan biaya yang relatif lebih  murah, waktu pengerjaannya pun dapat diatur sesuai kondisi dan  kesempatan yang ada. Disamping itu, keberadaan kabel dapat disembunyikan menggunakan  protektor (pelindung) kabel sehingga hasil akhirnya terlihat lebih  menyatu dengan dinding.
Menyambung kabel pada stopkontak
Kode Angka :
- 1 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik.
 - 2 : Kabel 3 X 2,5 mm² terhubung dengan jalur stopkontak baru.
 - 3 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stopkontak lama.
 
Kode Huruf :
- A : Sambungan 3 kawat Hitam
 - B : Sambungan 3 kawat Biru
 - C : Sambungan 3 kawat Kuning
 
Keterangan :
Pada keterangan Kode Huruf, saya menyebutkan sambungan warna pembungkus kawat. Bukan jenis arus listrik yang mengaliri kawat tersebut. Secara default, warna kawat menjelaskan jenis arus listrik sbb. : hitam = positif, biru = netral dan kuning = arde. Tetapi realita di lapangan bisa berbeda penerapannya.
Unit stopkontak yang saat ini beredar umum dipasaran, dapat kita  temukan dengan jumlah lubang yang berbeda-beda. Mulai dari satu hingga  empat lubang yang biasa dijual pada toko-toko perlengkapan listrik. Hal  yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan dari unit stopkontak itu  sendiri. Anda dapat langsung mengenali tinggi-rendah kualitas bahan  stopkontak dari harganya.
Kabel yang digunakan untuk menyambung unit stopkontak, lebih baik  menggunakan kabel 3 x 2,5 mm untuk rumah dengan kapasitas 900VA s/d  4400VA.
Susunan sambungan kawat antar kabel untuk menyambung stopkontak  tidaklah rumit, cukup mengikuti warna pembungkus kawat tembaganya saja  (biru, hitam dan kuning).
Sehingga, jika hendak membuat jalur stop kontak baru di tengah jalur  kabel antara sumber daya dan titik stopkontak, anda tinggal memotong di  bagian tengah kabel.
Sediakan kabel baru sesuai panjang jalur yang hendak ditambahkan.  Kelupaskan kulit setiap pembungkus kawat tembaga (9 kawat). Lilitkan  setiap tiga kawat tembaga yang memiliki warna pembungkus sama menjadi  satu, lalu bungkus setiap lilitan menggunakan pembungkus kabel / salotip  (point A, B dan C pada gambar).
Memasangkan kawat tembaga pada unit stopkontak, juga tidak rumit. Ada  perbedaan “jeroan” antara unit stopkontak satu lubang dengan unit  stopkontak berlubang lebih dari satu. Namun, secara konsep tetap sama.  Kawat kuning selalu dipasangkan pada bagian yang memiliki tanda “arde”  (biasanya pada bagian tengah). Sedangkan kawat biru dan hitam di sisi  kiri dan kanan kawat kuning.
Ada beberapa aturan main yang sebaiknya anda ketahui dalam hal posisi  memasangkan kawat berdasarkan jenis arus listrik di stopkontak dan  steker. Anda dapat membaca pembahasannya di artikel Steker, Stopkontak dan Arus Listrik.
Menyambung kabel pada saklar lampu
Kita mengenal unit saklar cenderung indentik dengan perangkat yang  disandingkan dengan lampu. Karena memang secara tujuan dan pemakaiannya  lebih banyak berhubungan dengan lampu. Sama halnya dengan jumlah lubang  pada unit stopkontak, satu unit saklar dapat dilengkapi dengan beberapa  swicth on-off (nyala/mati). Switch on-off yang pernah saya temukan  beredar di pasaran adalah satu hingga tiga switch pada sebuah unit  saklar. Saklar dengan satu (tunggal) dan dua (ganda) switch on-off  adalah yang paling umum beredar dan mudah ditemukan dipasaran. Secara  kualitas, harga tetap merupakan parameter utamanya.
Kabel yang digunakan untuk kebutuhan penerangan, cukup dengan  menggunakan kabel 2 x 1,5 mm sebagai jalur utamanya dan kabel 3 x 1,5 mm  untuk membuat sambungan dengan saklar ganda.
Di sini saya sertakan gambar sebagai ilustrasi susunan sambungan  kabel lampu dengan menggunakan saklar tunggal dan ganda secara  sederhana. Anda dapat mengubah jumlah lampu yang hendak dipasang dari  setiap titik lampu pada masing-masing skema.
Skema sambungan kabel Saklar Tunggal
Kode Angka :
- 1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan sumber listrik / stopkontak.
 - 2 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan saklar tunggal.
 - 3 : Kabel 2 x 1,5 penghubung dengan lampu.
 - 4 : Unit Lampu
 
Kode Huruf :
- A : sambungan 2 kawat biru antara kabel no. 1 dengan no. 3.
 - B : sambungan kawat hitam kabel no. 1 dengan kawat biru no. 2.
 - C : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 2 dengan no. 3.
 
Keterangan :
Ada 3 sambungan antar kabel dari 3 potong kabel terpisah dan yang  harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar tunggal.
Sambungan A adalah sambungan arus netral dari kabel sumber listrik /  stopkontak dengan kabel yang terhubung ke lampu. Pada umumnya, kawat  netral pada kabel sumber listrik jarang untuk dijadikan jalur saklar  diletakkan. Saklar selalu diposisikan pada jalur kawat aktif (hitam).
Sambungan B merupakan arus aktif yang dialirkan ke saklar tunggal  agar pendistribusiannya dapat dikendalikan. Saklar ini hanya  menghasilkan 1 keluaran arus aktif yang kemudian dihubungkan (sambungan  C) dengan satu kawat aktif pada kabel yang terhubung dengan satu /  beberapa unit lampu.
Menyambung Unit Saklar Tunggal
Pemasangan kawat tembaga dengan unit saklar tunggal tidaklah sulit.  Cukup dengan mengelupaskan kulit pembungkus pada kawat, kemudian  tancapkan pada salah satu lubang disisi masing-masing pengungkit  berwarna putih dan merah. Kawat biru (input arus listrik positif)  ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna merah, sedangkan  kawat hitam (output arus listrik positif) ditancapkan pada lubang di  samping pengungkit berwarna putih.
Begitu kawat dimasukkan hingga “mentok” ke ujung lubang, pengungkit  otomatis akan mengunci-nya (menjepit). Sebelum terkunci, maka kawat akan  mudah terlepas. Seandainya pengungkit tidak bisa berfungsi menjepit  kawat, anda dapat menarik pengungkit “sedikit” ke atas agar kembali pada  posisi semula (default).
Jika kawat yang telah tertancap hendak dilepaskan, cukup hanya dengan menekan kedua pengungkit tersebut.
Skema sambungan kabel Saklar Ganda
Kode Angka :
- 1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan sumber listrik / stopkontak.
 - 2 : Kabel 3 x 1,5 terhubung dengan saklar ganda.
 - 3 : Kabel 3 x 1,5 penghubung antara saklar dan sumber listrik dengan pecahan dua sambungan kabel.
 - 4 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
 - 5 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
 - 6 : Unit Lampu.
 - 7 : Unit Lampu.
 
Kode Huruf :
- A : sambungan 2 kawat biru dari kabel no. 1 dengan no. 3.
 - B : sambungan kawat hitam kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 2.
 - C : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 2 dengan no. 3.
 - D : sambungan 2 kawat kuning dari kabel no. 2 dengan no. 3.
 - E : sambungan 3 kawat biru dari kabel no. 3 dengan no. 4 dan no. 5.
 - F : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 3 dengan no. 4.
 - G : sambungan kawat kuning kabel no. 3 dengan kawat hitam kabel no. 5.
 
Keterangan :
Ada 7 sambungan antar kabel dari 5 potongan kabel terpisah dan yang  harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar ganda.
Sama dengan sambungan A pada saklar tunggal, sambungan A disini  adalah sambungan untuk arus netral (biru) yang kemudian akan dipecah  menjadi dua di sambungan E.
Pada sambungan E, kawat netral (biru) dipecah menjadi dua untuk  masing-masing lampu. Sehingga, pada sambungan E ini terdapat tiga kawat  biru dari kabel no. 3, no. 4 dan no. 5 yang dililit menjadi satu.
Sambungan B adalah sambungan arus aktif antara kawat hitam dari kabel  sumber listrik dengan kawat netral (biru) dari kabel penghubung saklar  ganda. Arus listrik aktif yang didistribusikan melalui kawat netral  (biru) ini akan dipecah dalam saklar ganda untuk menjadi dua keluaran  arus listrik aktif melalui kawat hitam dan kuning. Kedua pendistribusian  arus listrik aktif ini dikendalikan oleh masing-masing switch.
Sambungan C, D, F dan G adalah sambungan antar kabel yang mendistribusikan arus listrik aktif ke masing-masing lampu.
Menyambung Unit Saklar Ganda
Teknik pemasangan kawat pada unit saklar ganda, tidak ada bedanya  dengan unit saklar tunggal. Kawat biru (input arus positif) ditancapkan  pada lubang di samping pengungkit berwarna merah di switch paling kiri  (pertama), sedangkan kawat kuning dan hitam yang merupakan output arus  listrik positif, ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna  putih dari masing-masing switch.
Pada gambar, di bagian tengah antara kedua switch, anda melihat ada sedikit “potongan” kawat biru yang dipasang terpisah peletakannya. Potongan kawat ini sering diistilahkan dengan sebutan “jumper“.  Fungsinya untuk mengalirkan arus listrik dari switch pertama ke switch  kedua. Sehingga, arus positif yang berada pada switch pertama (sebelah  kiri) turut di distribusikan ke switch kedua (sebelah kanan). Jika  potongan kawat biru itu tidak disertakan, maka switch kedua menjadi  tidak berfungsi (mati) karena tidak memiliki sumber arus listrik.
Cara pemasangannya, cukup dengan memotong kawat tembaga sepanjang 3-4  cm. Kelupaskan pembungkus kawat pada kedua ujungnya. Bengkokkan kedua  ujung kawat sepanjang kira-kira 1,5 cm, tancapkan pada lubang di samping  pengungkit merah.
Memasang saklar langsung di jalur kabel
Logika  teknik pemasangan saklar seperti ini, sebenarnya, sama saja dengan  teknik pemasangan saklar yang telah di deskripsikan sebelumnya. Hanya  saja, letak sambungan kawat biru / netral terlindung di dalam  casing-saklar. Saya belum memiliki gambar sebenarnya yang cukup  informatif dari pemasangan kawat, baik untuk saklar ganda maupun  tunggal. Untuk saat ini, saya hanya bisa menyertakan skema jalur kawat  dari kedua saklar tersebut.
Menggabungkan Dua Skema
Dalam penerapannya, ada 3 (tiga) cara yang saya gunakan untuk menggabungkan jaringan kabel stop kontak dengan lampu.
Cara skema no. 1. : Unit  stopkontak + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan  unit stopkontak diujung kabel. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan  steker untuk nantinya dicolokkan ke stopkontak.
Cara skema no. 2. : Unit stopkontak + timer +  steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan unit  stopkontak di ujung kabel dan dipasangkan timer. Awal jaringan kabel  lampu dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke timer.
Cara skema no. 3. : Menyambung langsung (melilitkan)  kawat antar kabel sesuai warna pembungkus kawat. Kabel jaringan utama  diputuskan, kemudian kawat tembaga kembali dililitkan bersama-sama  jaringan kabel lampu. Ini adalah cara yang paling sering digunakan untuk  menyambung kabel di rumah-rumah pada umumnya.
Merangkai skema untuk satu lantai
Gambar ini adalah skema sederhana contoh  jaringan kabel di satu rumah untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik di 3  ruangan dalam rumah dan 1 sumber listrik di area luar rumah.
Gambar : Skema Pengembangan Instalasi Listrik terminal stopkontak dan saklar lampu untuk satu lantai.
Skenario awal (Skenario 1 dalam kotak area garis putus-putus) adalah  kabel 3 x 2,5 mm dipasang dan ditujukan untuk selalu berakhir di satu  area / ruangan di rumah, dimana setiap ujung kabel selalu dilengkapi  dengan unit stopkontak 2 lubang. Maksudnya, agar setiap area / ruangan  memiliki 2 sumber aliran listrik, yaitu untuk kebutuhan lampu dan  non-lampu. Setiap awal jaringan kabel lampu selalu dilengkapi dengan  steker untuk dicolokkan ke stopkontak. Hal yang sama jika hendak membuat  jaringan kabel stopkontak tambahan untuk area / ruangan tersebut.  Pemisahan jalur listrik untuk lampu dan non-lampu memang sengaja  dilakukan dengan tujuan memudahkan perawatan / pemeliharaan  masing-masing perangkat di kemudian hari. Demikian juga kondisinya  dengan kabel jalur utama.
Baru kemudian pada skenario berikutnya (Skenario 2 dalam kotak area  garis putus-putus) posisi rumah lampu dan stopkontak dalam ruangan  ditentukan. Jadi, perencanaan jalur kabel, titik lampu dan stopkontak  dilakukan terbalik dari pemasangan jalur kabel utama.
Cara membuat jaringan kabel seperti ini memerlukan biaya relatif  cukup besar karena banyaknya unit stopkontak dan steker sebagai  pengganti tindakan melilitkan kawat antar kabel. Panjang kabel yang  dibutuhkan pun menjadi lebih banyak. Disamping itu, diperlukan waktu  yang relatif lebih lama karena setiap awalan dan akhiran kabel hampir  selalu harus dipasangi dengan satu unit steker atau stopkontak sebagai  media penyambung antar jaringan kabel. Kapasitas kemampuan hantar arus  dari unit stopkontak dan steker juga harus diperhatikan agar tidak  menyebabkan panas berlebihan pada kabel saat setelah jaringan sedang  digunakan.
Jika memang memiliki kendala seperti yang telah dinyatakan, mengapa  rancangan ini tetap dibuat? Apa yang mendasari ide membuat rancangan  jaringan kabel seperti ini?
Menyelesaikan pekerjaan jalur kabel utama stopkontak (skenario 1) ke  setiap ruangan / area tidaklah sulit. Tetapi, menyesuaikan jaringan  kabel lampu dan stopkontak dalam sebuah ruangan (skenario 2) yang  memerlukan banyak pertimbangan dan waktu untuk menyelesaikan serta  menyempurnakannya.
Tindakan melengkapi ujung setiap kabel pada jalur induk dengan  stopkontak (area di kotak skenario 1), bertujuan agar anda tidak perlu  mengkhawatirkan akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan arus listrik  di setiap area / ruangan. Baik saat sedang melakukan modifikasi maupun  modifikasi yang belum selesai dikerjakan / terpaksa ditunda  pengerjaannya. Menggunakan konsep pemasangan stopkontak sebagai akses  arus listrik di setiap ruangan seperti itu, menjadikan pengerjaan  jaringan kabel di area skenario 2 lebih fleksibel. Hal ini mengingat  biaya adalah faktor utama yang harus turut diperhitungkan kelancarannya  untuk merampungkan pekerjaan seperti ini.
Salah satu keuntungan dengan menggunakan cara tersebut adalah kita  dapat mengerjakannya sendiri. Tidak ada biaya jasa pengerjaan yang harus  dikeluarkan dan tidak perlu terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan  jaringan kabel dalam sebuah / beberapa ruangan. Selain dapat ditunda dan  dicicil pengerjaannya, perubahan jalur kabel atau penggantian perangkat  listrik dapat dilakukan dengan tanpa harus mematikan MCB pada meteran  PLN. Jadi, pekerjaan memodifikasi jaringan kabel di satu area / ruangan  dapat dikerjakan kapan saja tanpa akan mengakibatkan aliran listrik di  ruangan lainnya ikut terganggu.
Rancangan ini cocok untuk diterapkan pada rumah dengan kapasitas  instalasi listrik terpasang antara 450 VA s/d 2200 VA. Karena kebanyakan  unit stopkontak dan steker yang banyak beredar di pasaran dirancang  dengan kemampuan menghantar arus hingga kisaran 16 Ampere (3500 Watt).
Unit stopkontak dua lubang ini, dapat diganti menggunakan 2 unit MCB  dengan besaran daya (ampere) yang disesuaikan untuk kebutuhan setiap  area / ruangan. Cara ini lebih mahal, namun sangat ampuh untuk membatasi  pemakaian listrik di setiap area / ruangan.
Hubungan pendek = penyebab kebakaran?
Apakah kondisi stopkontak / steker yang kepanasan dapat menyebabkan  kebakaran? Saya rasa tidak juga. Plastik yang menjadi bahan baku  stopkontak / steker baru akan meleleh jika memang dengan sengaja dibakar  menggunakan nyala api yang berkesinambungan (mis. di atas kompor).  Biasanya, begitu terjadi percikan bunga api akibat hubungan pendek,  switch MCB (jika tidak rusak) akan langsung “trip”. Walau pun terjadi  nyala api, hanya berlangsung beberapa detik saja dan akan mati dengan  sendirinya. Jadi, selama tidak disertai dengan percikan bunga api yang  berkesinambungan, hampir tidak ada kemungkinan api menyala semakin  membesar. Karena bahan baku dari perangkat listrik itu sendiri pada  dasarnya sudah tahan panas.
Penyebab kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik cenderung  dikarenakan tidak adanya kawat arde + MCB sebagai pembatas hantaran arus  (mis. mencuri listrik langsung dari jalur kabel listrik di luar rumah),  disertai / dan / atau, beban listrik yang melebihi kemampuan hantaran  arus kabel. Oleh sebab itu, dengan kondisi susunan kawat kabel dari  meteran PLN sudah sesuai jalur masuknya ke MCB pada box MCB dalam rumah,  sangat kecil kemungkinan untuk terjadi peristiwa kebakaran jika kabel  yang digunakan memiliki kapasitas hantaran diatas kapasitas MCB meteran  PLN.
Dari tiga peristiwa perangkat listrik meledak dan disertai dengan  percikan api (travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB) yang saya alami,  selalu diakhiri dengan “trip”-nya switch MCB. Tidak ada nyala api  berkesinambungan keluar dari kabel / stopkontak / steker, hanya sekali  percikan bunga api saja yang keluar dari ketiga unit (travel adaptor,  meteran PLN, dan box MCB) tersebut.
Inbow atau Outbow?
Semua gambar di atas, disusun berdasarkan pengalaman saya saat  menangani penggantian / penambahan kabel di rumah dengan tehnik outbow.  Secara konsep pengerjaan sambungan kabel, menurut saya, tidak ada  bedanya antara outbow dengan inbow. Demikian juga dengan konsep  menyambungkan kabel pada perangkat outbow / inbow untuk stopkontak dan  saklar lampu. Hanya caranya yang sedikit berbeda.
Semoga bermanfaat…!